Senin, 20 Mei 2013

laporan pratikum konservasi laut


KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan eksplorasi ini tepat pada waktunya.  Dan terima kasih kepada Dosen yang telah memberikan saya tugas menyusun laporan ini sehingga saya dapat mengerti mengenai mata kuliah eksplorasi ini. Terima kasih kepada   Asisten yang telah membimbing saya dalam penyusunan laporan ini sehingga saya merasa terbantu atas data-data yang saya butuhkan dan cara memperoleh data dengan baik.
Dalam penulisan Laporan ini, saya susun berdasarkan data primer yang saya dapatkan dari wawancara nelayan dan data sekunder dari hasil diskusi bersama nelayan.dan dari beberapa literature-literatur dari proposal dan media internet.
Laporan ini berisikan tentang gambaran pendaptan nelayan dan hasil tangkapan nelayan yang akan dijadikan suati informasi kepada masyaraat dan instansi yang membutuhkan
Demikian laporan ini saya susun berdasarkn pengetahuan yang saya miliki dan berbagai inforasi yang saya dapatkan . semoga berguna bagi pembaca. Dan saya mohon saran yang mendukung demi memperbaiki laporan saya ini menjadi lebih baik.                                                            
                                                                                                                    PEKANBARU 15 MEI 2013

                                                                                                                                                                                                                                 PENULIS
DAFTAR ISI

ISI                                                                                                        HALAMAN

KATA PENGANTAR.....................................................................                   i

DAFTAR ISI.....................................................................................                 ii
DAFTAR TABEL............................................................................                  iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................                  iv
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................                  v
I.                   PENDAHULUAN
                                    1.1. LatarBelakang 
                     1.2. Tujuan Pratikum
                                    1.3. Manfaat Pratikum
                                     
II.                TINJAUAN PUSTAKA
2.1.  Kehidupan nelayan5
2.2.  OSEBUD Masyarakat Nelayan5
2.3. Ekosistem dan perikanan dan laut 6

III.              METODOLOGI PRAKTEKMAGANG
      3.1   WaktudanTempat
3.2.. Alat dan bahan
3.3.. Prosedur Pratikum

        III..... HASIL DAN PEMBAHASAN
           3.1.
           3.2. Pembahasan 
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN



DAFTAR TABEL

Table                                                                                                        
Isian Pengamatan Biologi Hasil Tangkapan Ikan Di Pesisir Selatan

DAFTAR GAMBAR

Gambar                                                                                                    
Gambar ikan tetet
Gambar ikan merah
Gambar kepiting

I.                  PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Eksplorasi adalah sebuah ilmu yang bertujuan mencari informasi dengan tujuan memperoleh informasi lebih banyak  disuatu daerah dan menajadikan suatu informasi kepada masyarakat dan instansi yang membutuhkanya. Dalam bidang keilmuwan, ilmu eksplorasi merupakan sebuah ilmu yang sangat penting yang berlandasan pada penelitian 
Kawasan laut pesisir selatan adalah salah satu kawasan yang paling panjang di sumatera ± 232,4 km, dan mempunyai 20 sungai, ±  1432 dan hasil tangapan banyak dinikmati oleh orang-orang Malaysia dan Singapore.
            Kegiatan eksplorasi sangat penting dilakukan sebelum adanya kegiatan nelayan dilaksanakan didaerah tersebut. mengingat Dengan makin berkembangnya sumberdaya manusia dan berkembangnya teknologi yang ada diindonesia. Wilayah sepanjang pesisir pantai dan sumberdaya alam banyak dieksploitasi secara berkepanjangan  jadi dengan berkembangnya pengetahuan manusia sumberdaya alam yang di eksploitasi secara terus menerus dapat diatasi dengan cara mengekslporasi sehingga sumberdaya yang ada dapat dinikmati secara berkelanjutan
Eksploitasi adalah usaha pengambilan sumberdaya secara terus menerus tanpa memikirkan efek kedepannya dan tanpa melihat ketersediaan sumberdaya untuk kedepanya. Eksploitasi dan eksplorasi sumberdaya alam abanyak diwarnai oleh paradikma yang menilai sumberdaya alam sebagi pedapatan ketimbang modal. Paradikma tersebut telah berkembang jauh sebelum terjadinya revolusi industeri sebagai infestasi dari hasrat manusia untuk menguasai alam yang harusnya saling membutuhkan untuk menuju keseimbangan kualitas hidup yang lebih baik implikasi pandangan dunia yang demikiian secara sadar atau tidak telah membentuk  produksi seluruh aktivitas ekonomi termasuk eksploitasi dan eksplorasi sumberdaya alam pertambangan.
Sejauh yang diketahu eksplorasi sumberdaya alam masih tetap  penjabaran dari paradigm tersebut di atas. Eksploitasi sumberdaya alam yang hanaya diarahkan untuk mendukuung pertumbuuhan ekonomi tanpa memperhatikan secara keseimbangannya.
Dengan adanya ilmu eksplorasi kita dapat mempelajari sumberdaya apa yang paling dominan pada sutau daerah dan bagaiman kehidupan ekonomi para nelayan dan bagaimana upaya dinas kelautan dalam menerapkan ilmu eksplorasi kepada nelayan serta upaya dalam mensejahteraan kehidupan nelayan  
1.2 Tujuan Pratikum dan Manfaat
            Pratikum eksplorasi bertujuan untuk mengembangkan kemampuan mahasiwa dan mencari informasi suatu bidang kajian yang akan dicari di sutu wilayah dari berbagai aspek yang mempengaruh baik secar luas maupun dalam ruang lingkup sempit. Dan melatih suatu kmampuan mahasiswan dan menganalisa suatu bidang kajian tempat atau objek yang akan dijadikan suatu informasi
            Manfaat pratikum eksplorasi ini adalah semoga setelah melakukan pratikum ini mahasiswa data memberikan informasi kepada masyarakat dan mampu menyusun data yang telah didapat kan dengan baik sehigga bisa dijadikan suatu data yang akurat .

II.               TINJAUAN PUSTAKA


Masyarakat nelayan merupakan kelompok masyarakat yang tergolong miskin dengan persentase lebih besar.wilayah Indonesia yang memiliki banyak pulau mempunyai banyak wilayah pantai . hamper disepanjang pantai Indonesia hidup keuarga-keluarga nelayan yang hidup dalam konisi kemiskinan. Mereka bekerja sebagai buruh nelayan orang-orang mengambil upah sebagai anak buah kapal atau awak kapal mencari ikan
Kehidupan nelayan harus menajadi suatu perhatian khusu s bagi pemeintah. Kehidupan nelayan yang memprihatinkan dengan hasil tangkapan yang tak seberapa dan tak didukung dengan alat-alat yang memadai seing kali menjadi  suatu tingkat perekonomian yang rendah.
Kehidupan masyarakat pesisi selatan sebagan besar mata pencaharianya adalah nelayan. Masyarakat dipesisir selatan yang mata pencaharianya nelayan mempunya beberapa anggota dan setiap anggta memunyai beberapa kelompok.  Pada tanggal 28 juni 2008 berdirinya sebuah kelompok yang beranggotkan 145 orang. Tetapi dengan kurang nya perhatian pemerintah kegiatan nelayan yang kurang didukung oleh fasilita dari pemerintah maka peraturan yang ada di dalamnya kurang beralan pada pada tahun 2010 kelompoini mulai aktif kembali.

III. METODE PRATIKUM

3.1. Waktu Dan Tempat
Pratikum eksplorasi dilaksanakan pada tanggal 11 mei 2013 di Painan Perairan Laut Pesisir Selatan Sumatera Barat. Dengan menggunakan metode survey untuk memngumpulkan data tangkapan dari kapal nlayan dan data effort yang akan dihitung nilai CPUE dari perairan painan.
3.2 Alat dan bahan
            Alat yang digunakan pada pratikum ini adalah kamera sebagai alat dokumentasi, alat tulis untuk mencatat data, timbangan untuk mengukur berat ikan yang (ikan yan dipilih adalah spesiesi ikan yang domianan hasil tangkapan nelayan, penggaris untuk mengukur SL,TL, table pengisian untuk mengisi data kusioner kepada nelayan. Sedangkan bahan yang digunakan adalah sampel ikan dan non ikan.
3.3.Prosedur Pratikum
Pada pratikum eksplorasi ada beberapa prosedur yang harus dilakukan
Prosedur pratikum di TPI
  • Setiap mahasiswa tdibagi kedalam setiap kelompok yang telah ditentukan dan mahasiwa membagi tugas ( seperti tugas wawancara, dokumentasi, menimbang, mencatat, mengukur ikan dan merekam)
  • Dan mahasiswa dapat menyiapkan laporan semetara dan mengumpulkan data kepada asisten setiap kelompoknya.
Prosedur pada masyarakat pesisir
  • Setiap mahasiswa menggali iformasi dengan melakukan wawancara SOEBUD (social ekonomi dan budaya) masyarakat pesisir dan mahasiswa dapat mendokumnetasikan setiap keadan perairan dan pesisir lokasi pratikum
Prosedur pratikum di PPI
  • Tentukan kapal yang akan diamati
  • Tentukan spesies ikan dan non ikan yang dominan
  • Dokumentasikan spesies ikan yang dijadikan sampel
  • Tentukan jenis kelamin sampel
  • Ukur mophometrik sampel TL,SL
  • Ukur berat sampel
V.               KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
            Dari hasil pratikum yang telah dilakukan maka saya dapat menyimpulkanjika dilihat dari segi social ekonomi budaya maka nelayan pesisir selatan dapat dikategorikan nelayan yang sejahtera karena pekerjaan nelayan ini sangat didukung oleh dinas Perikanan Dan Ilmu Keautan pesisir selatan dengan memberikan bantuan dan dukungan yang sangat mendukung. Dan pendapat nelayan rata-rata perhari dapat diategorikan bagus.  Dilihat dari segi hasil tangkapan maka hasil tangkapan yang dominan adalah ikan macho dan ikan pinang-pinang,ikan tete, dan yang non ikan adalah kepiting dan udang.
5.2 Saran
            Dari hasil pratikum yang saya lakukan masih banyak terlihat kekuranganya sperti kurang efektifnya pelaksaan pratikum dan informasi yang didapatkan kurang banyak disebabkan waktu yang telah larut sehinga sebaiknya perlu dilakukan pratikum lanjutan oleh adik-adik yang mengambil mata kuliah ekplorasi guna untuk lebih banyak mengetahui keadaan ekonomi pesisir selatan dan hasil tangkapan yang dominan didaerah sana.
DAFTARA PUSTAKA

Selasa, 17 Januari 2012

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Indonesia sebagai negara kepulauan terletak diantara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia dan mempunyai tatanan geografis yang rumit dilihat dari topografi dasar lautnya. Dasar perairan Indonesia di berbagai tempat, terutama di kawasan barat, menunjukkan bentuk yang sederhana atau rata dan hampir seragam, tetapi di tempat lain, terutama dikawasan timur, menunujukkan bentuk-bentuk yang lebih majemuk tidak teratur dan rumit (Feliatra et al, 2003).
Secara teori para ahli memperkirakan ada sekitar dua puluh ribu sampai dengan empat puluh ribu spesies yang mendiami permukaan bumi ini, dan empat ribu di antaranya menghuni perairan Indonesia baik laut, payau dan perairan tawar. Jumlah spesies ikan yang tercatat di daerah Riau diperkirakan mencapai tiga ratus spesies ikan. Dari jumlah tersebut antara spesies yang satu dengan yang lainnya sudah tentu memiliki beberapa kesamaan dan identifikasi, yang pada dasarnya dapat dijadikan sebagai dasar pengklasifikasian (Manda et al, 2009).
Luas perairan umum Riau adalah 62.648,53 Ha, terdiri dari luas perairan umum Indragiri Hilir 2.600 Ha, luas perairan umum Indragiri hulu 33,164 Ha, luas perairan umum kuansing singingi 23.086 ha, luas perairan umum Pekanbaru 85 Ha, luas perairan umum Siak 764 Ha, luas perairan umum Bengkalis 70 Ha, dan luas perairan umum Kampar 2.795,99 Ha (Dinas Perikanan Dan Kelautan Propinsi Riau, 2001).
Propinsi Riau merupakan salah satu propinsi yang memiliki wilayah daratan 94.561 km2 dan 3.241 pulau-pulau yang memiliki empat satuan wilayah sungai yaitu sungai Rokan, siak, Kampar dan sungai Indragiri yang merupakan perairan yang potensial untuk pembangunan usaha perikanan (Yuniarti, 2000).
Untuk propinsi Riau produksi perikanan umum adalah sebesar 12.706,6 ton atau 7% dari seluruh produksi prikanan Riau, dimana produksi perikanan tersebut berasal dari kabupaten indragiri hulu, Kampar, Bengkalis dan Indragiri hilir (Evy, Mujianti Dan Sujono, 2001).
Bentuk tubuh setiap individu ikan sangat dipengaruhi oleh sistem rangka, sistem otot dan satuan habitat dimana ikan-ikan itu hidup. Karena itu beberapa spesies ikan mengalami perubahan bentuk tubuh secara berangsur-angsur mulai dari masa larva sampai menjadi dewasa sehingga menyerupai bentuk-bentuk induknya. Tetapi ada juga spesies ikan lainnya yang selama masa perkembangannya tidak mengalami perubahan bentuk yang berarti.
1.2 Tujuan dan Manfaat
     Tujuan dari dilaksanakannya praktikum Ichthyologi mengenai linear lateralis pada tubuh ikan adalah , agar mahasiswa mengetahui apakah bentuk tubuh ikan yang menjadi bahan praktikum kali ini susunanan linea lateralisnya lengkap dan sempurna,lengkap tapi tidak sempurna, dan tidak lengkap. Dan  bentuk linea lateralis merupakan garis lurus,menyerupai garis luru,melengkung ke atas atau melengkung kebawah .
Kemudian menentukan jumlah baris linea lateralis apakah satu baris,dua baris,atau tiga baris. Serta perhitungan jumlah sisik pada ikan.
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui jenis spesies ikan berdasarkan linea lateralisnya dan perhitungan jumlah sisiknya.sehingga para pratikan saat membeli ikan dapa lebih mudah




II. TINJAUAN PUSTAKA

Manda, Chaidir, Budjiono dan Lesje, (2009) mengatakan terminology yang menyangkut bidang (latar) dan arah pada anatomi manusia berbeda yang diterapkan pada ikan atau hewan. Terminology yang sangat baik digunakan pada ikan adalah terminology “nimina anatomica” yang dipubliksdiksn oleh “world Association of veterinary Anatomists” (1968), sebab dapat menghindari kemungkinan terjadi kerancuan dengan anatomi manusia.
Manda et al (2009). Bentuk linea lateralis pada ikan bervariasi sesuai dengan habitat ikan itu berada. Data pengukuran bagian-bagian tertentu dari tubuh suatu spesies ikan adalah untuk keperluan dterminasi hubungan morphometrik dan analisa pertumbuhan (Diktat, 2011)  .
IKAN SEBELAH
Secara morfologi ikan sebelah  mempunyai bentuk badan pipih, kedua mata berada pada salah satu sisi, sedang sisi yang lain tidak ada mata (karena itulah ikan ini disebut ikan sebelah) dan sedikit pigmen. Panjang ikan ini rata-rata sekitar 30 cm dan dapat mencapai 45 cm. Ikan ini banyak ditemukan di estuari dan air dangkal, di dasar pasir atau lumpur sampai kedalaman 200 m. Ikan Sebelah yang masih muda umumnya ditemukan di air payau. Makanan utama ikan ini adalah hewan-hewan benthic, umumnya yang berkulit keras dan tak bertulang punggung ( http://www.perikanandiy.info/home.php, 2009) 
Klasifikasi ikan sebelah adalah sebagai berikut ; Ordo : Heterostomata, Famili : Psettodidae, Genus : Psettodes, Spesies : Psettodes erumeri. Ciri-ciri umumnya adalah rahang dan susunan gigi pada kedua belah pihak dan tubuh hampir serupa, panjangnya dapat mencapai 50 cm. tubuhnya pipih, kedua mata terdapat pada sebelah tubuh yang berwarna, sirip punggung dan dubur panjang dan tunggal, gurat sisi terdapat pada sebelah tubuh yang berwarna, (http://www.perikanandiy, 2009)
IKAN GABUS
Menurut Kotelat et al (1993) Ikan gabus mempunyai klasifikasi sebagai berikut: Kelas: Pisces, Ordo: Channadei, Family: Channidae, Genus: Channa, Spesies: Channa striata.
Weber Dan Beaufort (1992), sertaSaanin (1984)Mengklasifikasikan Ikan Gabus (Channa striata) dalam kelas Osteichthyes, ordo Labirinthici, Sub Ordo Ophiochepaloide, famili Ophiocephilidae, dan genus Ophiochepalus serta spesies Ophiochepalus striatus. Ikan Gabus termasuk kedalam kingdom animalia, Phylum Chordata, Kelas pisces, Ordo Ophiochephaloidae, Famili Ophicepholidae, Genus Channa dan Spesies Channa striata (Saanin, 1968). Djuhanda (1981),mendeskripsikan Ikan Gabus ( Channa striata)
memiliki bentuk tubuh hampir bulat panjang, makin kebelakang makin menjadi gepeng. Punggungnya cembung, perutnya rata, sirip punggung lebih panjang dari sirip dubur, sirip yang pertama disokong oleh 38-45 jari-jari lunak, sirip yang disebut belakangan disokong oleh 23-27 jari-jari sirip dada lebar dengan ujung membulat disokong oleh 15-17 jari-jari lunak. Gurat sisi ada 52-57 keping, panjang tubuhnya dapat mencapai 100 cm.
Kottelat et al (1993), Menyebutkan bahwa ikan gabus mempunayai warna gelap danseluruh tubuhnya ditutupi dengan sisik. Di bagian dadanya kulit tubuhnya berwarna putih.
IKAN LAYUR
Ikan Layur (Trychiurus savala) tergolong kepada keluarga Trichiuridae, bentuk tubuh panjang gepeng, ekornya panjang seperti pecut. Kulitnya tidak bersisik, warnanya memutih keperak-perakkan sedikit kuning. Sirip punggungnnya satu, dimulai dari belakang kepala terus sampai di ekor, jumlah jari-jari sirip lunaknya antara 140-150 buah. Sirip ekor tidak tumbuh, sirip dubur terdiri dari sebaris duri-duri kecil yang lepas-lepas. Tidak mempunyai sirip perut dan ikan ini bersifat karnivor, (Djuhanda, 1981).
IKAN GURAMI
Kottelat, et.al., (1993) mengklasifikasikan ikan Gurami ke dalam kelas Pisces, famili Ospronemidae, genus Ospronemus dan spesies Ospronemus gouramy.
Kottelat et.al.,(1993) menyatakan bahwa ikan gurami memiliki ciri-ciri bentuk tubuh pipih lebar, dimana tinggi badan lebih ½ kali dari panjang tubuhnya, sirip punggung panjangnya terdiri 12-13 jari-jari keras dan tajam 11-13 jari-jari lemah, sirip dubur 9-11 jari-jari keras dan 9-21 jari-jarilemah, sirip perut 1 jari-jari keras dan 2 diantaranya jari-jari lemahnya memanjang seperti benang yang berfungsi sebagai alat peraba, sirip dada 2 jari-jari keras yang kecil dan 13-14 jari-jari lemah. Gurat sisi sempurna mulai kepala hingga ekor yang terdiri dari 30-33 keping sisik. Sitanggang (1987) mengemukakan bahwa ikan guramitermasuk golongan iknan labyrinthici yaitu sebangsa ikan yang memiliki alat pernafasan berupa insang dan insang tambahan (labyrinth). Labyrinth adalah alat pernafasan yang berupa selaput tambahan yang berbentuk tonjolan pada tepi-tepi atas lapisan insang pertama. Pada selaput terdapat pembuluh darah kapiler (zat asam) langsung dari udara dan pernafasannya.
Sitanggang (1987) mengemukakan bahwa ikan gurami adalah makhluk vegetarian yang hanya mau menyantap makanan yang berasal dari tumbuhan.
IKAN PAWEH
Ikan Nilem /Paweh (Osteochilus hasselti) bentuk tubuh hampir serupah dengan ikan mas, hanya kepalah relative kecil, pada sudut-sudut mulutnya terdapat dua pasang sungut peraba. Warna tubuh ikan ini hijau abu-abuan, dan hidup di perairan yang jernih, makanan berupa tumbuhan.sirip punggung dari ikan nilem ini di sokong jari-jari keras dan 12-18 jari-jari lunak. Sirip ekor Bercagak bentuknya simetris. Sirip dubur di sokong oleh 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak,sirip perut disokong1 jari-jari keras dan 8 jari lunak, sirip dada di sokong 1 jari-jari keras dan 13-15 jari-jari lunak. Di indonesia ikan ini terdapat di jawa, sumatra, dan kalimantan di luar indonesia terdapat di Malaysia dan siam. (DJUHANDA, 1981).





III. BAHAN DAN METODE


3.1. Waktu dan Tempat
    Praktikum ini dilaksanakan pada hari jumat tanggal 16 Maret 2011 jam 10.30 WIB, Bertempat di Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, Pekanbaru.
3.2. Bahan dan Alat
    Adapun bahan yang digunakan pada praktikum minggu ini adalah ikan gurami (Osphoronemus gouramy ), ikan gulameh (Ostheronemus), ikan juaro ( pangasius polyuranodon), ikan Sebelah (Psettodes erumeri) , ikan Kelabau (Ostheochillus kelabau), ikan paweh (Ostheochilus hasselt).ikan gabus (Chana striata), ikan layur (frichurus savala)
Alat  yang digunakan pada praktikum minggu ini adalah baki atau nampan yakni semacam tempat untuk meletakkan ikan yang akan diamati secara langsung dan peralatan tulis seperti  penggaris, pensil , pena, buku gambar, serbet dan penghapus.
3.3. Metode Praktikum
    Metode yang digunakan pada praktikum minggu ini adalah metode pengamatan langsung terhadap objek yang dipraktikumkan. Ikan-ikan yang dibawa diletakkan pada baki terus diamati, kemudian digambar pada buku gambar yang disediakan pihak laboratorium dengan menggunakan pensil, penggaris, pena dan penghapus, serta serbet untuk membersihkan tangan, baki dan meja setelah praktikum selesai.
3.4. Prosedur Praktikum
Ikan diletakkan  pada baki yang telah disediakan. Ikan digambar pada buku gambar dengan arah mulut kesebelah kiri buku gambar. Gambar ikan tersebut lalu dibuat ciri-cirinya berdasarkan penggolongan, siripnya dan linear lateralis yang ada pada buku penuntun praktikum iktiologi. Buat nama ilmiah pada masing-masing ikan dan habitatnya.  Lalu dibuat klasifikasinya.



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 HASIL
Tabel 1. Sirip-sirip pada ikan

Jenis Ikan    Sirip Punggung    Sirip
Anus    Sirip Dada    Sirip
 Ekor    Sirip
Perut
Ikan gurami    D.XI.9    A.XI.28    P.XI    C.15    V.5
Ikan gulameh    D.VIII
D.V.24    -    -    -    V.5
Ikan juaro    D.1.6    A.28    P.1.7    C.27    V.VI
Ikan paweh    D.17    A.7    P.IX    -    V.9
Ikan gabus    D.25    A.15    P.10    C.8    V.5
Ikan layur    -    -    P.1.6    -    -
Ikan sebelah    D.24    A.XI    P.11    C.16    V.16
Ikan kelabau    D.XIII    A.VIII    P.6    C.16    V.15

Tabel 2. Ukuran Tubuh Ikan

N0    Nama Ikan    Ukuran Tubuh (dalam mm)
        TL     SL    HdL     BdH     FL
1    Ikan gurami
    230    195    55    90    -
2    Ikan gulameh
    285    250    50    60    -
3    Ikan juaro    420    380    170    90    -
4
    Ikan paweh    195    177    40    25    180
5    Ikan gabus
    200    170    30    75   
6    Ikan layur
    600    480    70    50    495
7
    Ikan lsebelah    225    220    90    95    -
8    Ikan kalabau
    210    170    55    50    190

Keterangan :     TL       =     Panjang Total (mm)
    SL        =     Panjang Baku (mm)
    HdL  =     Panjang Kepala (mm)
    BdH  =     Tinggi Badan (mm)
    FL      =     Panjang tubuh dari ujung mulut sampai perpotongan  pada ekor ikan bercagak (mm)


Ikan Sebelah (Psettodes erumeri)
    Menurut hasil praktikum yang telah didapatkan bahwa ikan sebelah diklasifikasi sebagai berikut:
Ordo : Heterostomata,
Famili : Psettodidae,
Genus : Psettodes,
Spesies : Psettodes erumeri.









Gambar Ikan Sebelah ( Psettodes erumeri )

Ikan Kelabau (Ostheochillus kelabau)
    Menurut hasil praktikum yang telah didapatkan bahwa ikan kelabau diklasifikasi sebagai berikut :
Ordo: Ostariophysi
Famili: Cyprinidae
Genus: Ostheochillus
Spesies: Ostheochillus kelabau






Gambar Ikan Kelabau (Ostheochillus kelabau)
Ikan layur
    Menurut hasil praktikum yang telah didapatkan bahwa ikan layur diklasifikasi sebagai berikut :
Ordo: perciformes
Famili: Trichiuridae
Genus: Trichiurus
Spesies: Trichiurus savala






Gambar ikan layur ( Trichiurus savala)
Ikan gurami
Menurut hasil praktikum yang telah didapatkan bahwa ikan selinca diklasifikasi sebagai berikut :
kelas Pisces
famili Ospronemidae
genus Ospronemus
 spesies Ospronemus gouramy.



Gambar ikan gurami ( Ospronemus gouramy)
Ikan gulameh
Menurut hasil praktikum yang telah didapatkan bahwa ikan selinca diklasifikasi sebagai berikut :
Ordo : siluriformes
famili
genus osthernemus
 spesies Ostheronemus .




Gambar ikan gulameh (ostheronemus )
Ikan juaro
Menurut hasil praktikum yang telah didapatkan bahwa ikan juaro diklasifikasi sebagai berikut :
Ordo : siluriformes
famili pangus
genus pangasius
 spesies (Pangasius polyuranodon).






Gambar ikan juaro (Pangasius polyuranodon)
Ikan paweh
Menurut hasil praktikum yang telah didapatkan bahwa ikan paweh diklasifikasi sebagai berikut :
Ordo : cyprinal
famili cyprinaldae
genus: ostheochilus
 spesies (Osteochilus hasselti)






Gambar ikan paweh (Osteochilus hasselti)
Ikan gabus
Menurut hasil praktikum yang telah didapatkan bahwa ikan selinca diklasifikasi sebagai berikut:
Ordo: Channadei
Family: Channidae
Genus: Channa
Spesies: Channa striata.





Gambar ikan gabus (channa striata)







4.2. Pembahasan
Ikan-ikan yang telah dipraktikkan demikian juga merupakan ikan yang kaya protein, ada yang mudah didapat dipasar, ada juga yang sulit ditemukan dipasar, ada beberapa faktor seperti ikan musiman. Namun seperti ikan perairan laut lebih sulit didapatkan, berikut habitat dari ikan-ikan yang telah kami praktikkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Habitat dari ikan yang di praktikumkan
No    Spesies ikan    Habitat
1    Ikan guramy
(ostheronemus gouramy)    Perairan tawar
2    Ikan gulameh
(Ostheronemus )    Perairan laut
3    Ikan juaro
(Pangasius polyuranodon)    Perairan tawar
4    Ikan paweh
(Osteochilus hasselti)    Perairan tawar
5    Ikan gabus (Channa striata)    Perairan tawar
6    Ikan layur
(Trichurus savala)    Perairan laut
7    Ikan sebelah
(Pestiodes eremuri)    Perairan laut

Pada Tabel 1. diperoleh lebih banyak ikan air tawar daripada air laut karena saat pencaharian ikan dipasar kami lebih mudah mendapatkan ikan perairan tawar dibanding ikan laut. Dikarenakan ada ikan musiman ataupun jarang ditangkap.
Ikan gurami merupakan salah satu hasil perairan tawar yang mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi sehingga dapat memenuhi kebutuhan manusia akan protein hewani. Ikan ini juga tersebar luas diseluruh perairan Indonesia sehingga pada waktunya dapat mengalami produksi sangat berlimpah





III.    KESIMPULAN DAN SARAN



5.1    Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa ikan banyak persamaan dan perbedaan antara satu dengan yang lainnya terutama dilihat dari sirip serta linear lateralis pada ikan . Dapat disimpulkan juga bahwa linear lateralis pada tubuh ikan berbeda antara ikan yang satu dengan ikan yang lainnya. Ada ikan yang memiliki sirip lemah mengeras,sirip keras dan ada pula sirip lemah,
Ikan merupakan bahan pangan sumber protein yang sangat penting bagi kita, ikan-ikan dapat diperoleh di pasar-pasar.

5.2  Saran
Semoga pratikum ini lebih mengutamakan pemahaman kita dulu terhadap ikan-ikanya.banyak diantara pratikan yang kurang mengerti pratikum ini .sehingga mereka asal-asalan dalam pratikum .serta hasil yang didapatkan tidak maksimal